5 Penyebab Kentut Berbau Busuk, Bisa Jadi Penyakit Serius!

Kenapa Kentut Bau? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kita pasti sering mengatakan, “Ih, kentutnya bau” atau mengeluh karena mencium aroma tidak sedap dari gas yang tidak sengaja keluar dari tubuh. Namun, tidak banyak dari kita mengetahui apa sebenarnya penyebab dari aroma tersebut.

Proses tersebut alami karena merupakan salah satu siklus pencernaan pada manusia. Penelitian University of Exeter, Inggris, mengatakan bahwa memang kentut berbau busuk. Lalu, kenapa kentut bau busuk?

Konon, penyebab kentut berbau busuk secara medis berasal dari dimethyl sulfide, sulfur, hydrogen sulfida, dan methanethiol. Semua zat tersebut terkandung di dalam kentut dan menyebabkan aroma tidak sedap. Selain itu, bau busuk kentut juga berasal dari bakteri di dalam usus dan feses yang ada di rektum.

Walaupun kentut berbau busuk itu normal, tetapi beberapa kasus menyatakan adanya masalah kesehatan karena gas yang keluar dari tubuh beraroma tidak sedap. Selain karena proses alami, berikut sederet penyebab medis yang bisa membuat kentut menjadi bau.

1.      Intoleransi Laktosa

Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup enzim lipase untuk memecah laktosa, maka terjadilah kondisi ini. Intoleransi laktosa menyebabkan bakteri di dalam usus menyerap laktosa dan menimbulkan gas yang berbau busuk.

Untuk mengurangi jumlah gas di dalam tubuh, penderitanya dapat mengurangi konsumsi susu. Jika jumlah gas berkurang, baru busuk juga akan menurun. Karena belum diketahui bagaimana meningkatkan enzim lipase di dalam tubuh, seseorang dengan kondisi seperti ini sebagaiknya mengurangi konsumsi laktosa.

 

2.      Infeksi pada saluran pencernaan

Saluran pencernaan dapat terinfeksi karena kebiasaan makan yang tidak bersih, jarang mencuci tangan, dan sebagainya. Infeksi ini dapat menyebabkan kentut manusia berbau busuk.

Ketika saluran pencernaan mengalami infeksi, kamu akan mengalami gejala sakit perut, diare, demam, dan kentut berbau busuk. Jika gejala ini terjadi berkepanjanga, segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan tepat.

Biasanya, pengobatan akan dilakukan dengan memberikan antibiotic atau antivirus untuk menjaga keseimbangan usus.

 

3.      Kanker usus besar

Penyakit kanker usus besar juga bisa menjadi salah satu penyebab kentut berbau busuk. Sel kanker yang berkembang di dalam saluran pencernaan akan mengganggu sistem organ dan menyumbang jalan.

Tersumbatnya saluran pencernaan tersebut akan menyebabkan gas terperangkap didalamnya dan bakteri menjadi mudah berkembang. Karena belum ada pengobatan tepat untuk menyembuhkan penyakit ini, pengobatan paling tepat yang dapat dilakukan adalah operasi ataupun kemoradiasi.

 

4.      Malabsorpsi karbohidrat

Ketika saluran pencernaan tidak mampu mencerna karbohidrat secara optimal, terjadilah kondisi seperti ini. Malabsorpsi karbohidrat ringan akan menyebabkan kembung dan sakit perut. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menimbulkan gejala berkelanjutan.

Penderitanya akan mengalami gejala tulang lemah dan rapuh, nyeri sendi dan kaku, gangguan kesuburan, dan kejang. Jika sedang menderita malabsorpsi karbohidrat, kamu harus mengurangi konsumsi karbohidrat kompleks yang sulit dicerna oleh tubuh.

Selain itu, menerapkan pola hidup sehat akan menjadi salah satu langkah tepat untuk terhindari dari malabsorpsi karbohidrat.

 

5.      Bakteri usus tidak seimbang

Ketidakseimbangan bakteri usus juga akan menyebabkan kentut menjadi bau. Hal ini dikarenakan bakteri usus berkurang dan tidak cukup untuk membantu sistem pencernaan tubuh. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh konsumsi antibiotik yang tidak sesuai dengan kadarnya.

Selain antibiotik, penggunaan obat-obatan lainnya secara berlebihan juga akan mengganggu kerja usus. Oleh karena itu, tidak dianjurkan menggunakan obat jangka panjang tanpa anjuran dokter.

Saluran pencernaan merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh. Jika kamu mengalami kentut berbau busuk disertai dengan berbagai gejala yang menganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!